nasional

Ternyata! Seminggu Ini Pemerintah Lakukan Rekayasa Cuaca

Minggu, 7 Januari 2024 | 14:11 WIB
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan sejak 3 Januari hingga 8 Januari 2024 (Dok : BNPB )

 

"Kedua sorti dalam operasi TMC hari kedua ini sama-sama dilakukan di atas ketinggian 11.000 kaki dengan menaburkan bahan semai NaCl masing-masing sebanyak 1 ton," sambung Muhari.

Hasilnya pantauan satelit GSMaP pada tanggal 4 Januari 2024 menunjukkan terjadi hujan ringan hingga sangat lebat di wilayah Jawa bagian barat, dengan curah hujan tertinggi mencapai 150 milimeter sebelum masuk Kabupaten Serang bagian utara.

Baca Juga: KNKT Investigasi Tabrakan KA Turangga dan Commuter Line di Cicalengka Bandung

Operasi TMC selanjutnya dilakukan pada Jumat (5/1) sebanyak 2 kali sorti menyasar ke wilayah Laut Jawa dengan total bahan semai NaCl masing-masing 1 ton setiap sortinya dan dijatuhkan dari ketinggian antara 10.000-11.000 kaki.

Dilanjut pada Sabtu (6/1) operasi TMC dilakukan sebanyak 3 kali sorti dengan menyemaikan NaCl masing-masing 1 ton di wilayah Selat Sunda pada ketinggian antara 9.000 hingga 11.000 kaki. Sorti kedua dilakukan di wilayah timur Teluk Jakarta dan Laut Jawa di bagian timur laut di atas ketinggian 11.000 kaki. Sorti ketiga dilakukan di wilayah perairan selatan Pulau Jawa bagian barat dengan ketinggian 10.000 sampai 11.000 kaki.

Sementara itu, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat (DSDD), Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB, Agus Riyanto, mengatakan bahwa operasi TMC dapat dimaknai sebagai bentuk ikhtiar bangsa dalam meminimalisir dampak risiko bencana hidrometeorologi, dengan menggunakan teknologi yang ada.

Baca Juga: Kondisi Warga Pengungsi Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores NTT

"Ini merupakan salah satu alternatif yang sudah beberapa kali dilakukan BNPB, BMKG, BRIN, TNI AU dan lintas stakeholder lain sebagai upaya mitigasi bencana hidrometeorologi kering maupun basah,"  ujar Agus Riyanto.

Pada kasus kekeringan TMC dilakukan untuk menurunkan hujan ke wilayah terdampak maupun titik-titik kebakaran hutan dan lahan.

"Sedangkan untuk kondisi seperti saat ini, TMC dilakukan untuk redistribusi curah hujan, sehingga hujan diharapkan dapat turun di wilayah lain dan tidak terfokus di satu daerah," terangnya.

Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki di Provinsi NTT 2 Kali Semburkan Abu Vulkanik

Meski demikian, Agus menyatakan meski TMC dilakukan maka bukan berarti kemudian kita tidak perlu lagi melakukan mitigasi dan antisipasi bencana, sebab faktor pemicu terjadinya bencana tidak hanya cuaca saja namun dari berbagai hal mulai dari kondisi hulu hingga tata kelola di bagian hilir.

Agus menegaskan, masyarakat dan pemerintah daerah tetap wajib melakukan upaya-upaya mitigasi, meningkatan kesiapsiagaan dan antisipasi lain yang dianggap perlu dalam rangka meminimalisir dampak risiko bencana.

 

Halaman:

Tags

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB