Di sisi lain, Presiden menaruh harapan besar hasil produksi padi tahun depan melimpah.
"Oleh sebab itu segera menanam. Karena tahun ini produksi kita turun. Karena masalah cuaca, perubahan iklim. Jadi yang 16 ribu hektar ini segera ditanam. Mumpung ada air dan mumpung sudah cair dan mumpung harga gabah tinggi," beber Joko Widodo.
Tingginya harga gabah menggembirakan petani, namun disisi lain pedagang beras cukup mengeluh kepada Presiden saat Jokowi blusukan ke pasar pasar.
Baca Juga: Data Anak Stunting di Sukabumi Tinggi, Dinkes Jelaskan Real Count
Kepada keluhan pedagang beras, Presiden berikan pemahaman jika melonjaknya harga beras dipengaruhi beberapa faktor yang bersifat musiman.
"Harga gabah pas tinggi, tapi ibu-ibu yang di pasar malah mengeluh ke saya" ungkap Presiden ceritakan perkembangan yang terjadi akibat melonjaknya harga beras.
Pada laporan sebelumnya, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa lebih dari 113 ribu hektare lahan di Tanah Air terdampak banjir.
Dari total luas tersebut, sekitar 48 ribu hektar lahan yang tersebar di 136 kabupaten/kota di 20 provinsi mengalami gagal panen (puso).
Baca Juga: Aksi Berjilid Warga Tolak Eksplorasi Pertambangan di Gunung Kate Cikembar Sukabumi
Kondisi ini terjadi selama musim tanam periode Januari hingga Maret 2023. Jika ditotal, maka kerugian diperkirakan mencapai Rp 412 miliar dan sedikitnya ada 57.053 petani yang lahannya terdampak gagal panen.
Di provinsi Jawa Tengah sendiri tercatat lahan pertanian seluas 16.321 hektare mengalami puso akibat bencana banjir. Lahan tersebut adalah milik 6.431 orang petani.
"Untuk Provinsi Jawa Tengah, luas lahan puso yang terdampak seluas 16.321 hektare. Adapun jumlah petaninya yang terdampak sejumlah 6.431 orang," ungkap Suharyanto.
Baca Juga: Potret Buruk Pendidikan Sukabumi Guru Honorer Sepanjang Masa Selesai Tanpa Uang Pensiun
Pada penyerahan dana stimulan tersebut, pemerintah akan memberikan dukungan kepada 750 orang petani yang tersebar di 8 kabupaten di Jawa Tengah untuk tahap awal.