kriminal

Diduga Akibat Dendam Lama Pembacokan Sadis di Ciambar Sukabumi Korban Kritis

Sabtu, 27 Januari 2024 | 10:35 WIB
Rumah TKP pembacokan di Ciambar Sukabumi, rumah korban Disatroni pelaku yang langsung menyerang membabibuta dengan senjata tajam, Ajun Junaedi kritis dengan 10 luka bacokan (TatarMedia.ID - Isep Panji)

TatarMedia.ID - Ajun Junaedi (53 tahun) warga Kampung Leuwi Keris RT 01/ RW 08, Desa/Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, secara membabi buta di bacok di rumahnya, Sabtu (27/01/2024).

Ajun Junaedi mengalami luka bacok di beberapa bagian tubuhnya hingga dilarikan ke RSUD Sekarwangi Cibadak.

"Yang saya lihat luka di beberapa bagian tubuh, katanya sih 10 bacokan," ungkap Sunenti (31) keponakan korban kepada TatarMedia.ID, Sabtu (27/01).

Baca Juga: Geng Motor Bawa Air Soft Gun dan Bacok Warga di Cianjur Jawa Barat

Belum diketahui pasti pemicu pembacokan terhadap korban, namun dari keterangan Sunenti pelaku merupakan orang dikenal yang juga merupakan warga setempat.

"(Pelaku) kenal orang sini," ungkap Sunenti kepada awak media saat ditemui di rumah tempat peristiwa pembacokan terjadi.

Kronologi pembacokan dibeberkan Sunenti, pagi buta itu tiba-tiba seseorang menggedor rumah Ajun Junaedi.

Baca Juga: 64 Adegan Pembunuhan Sopir Taksi Online Pesan di Jakarta Dibunuh di Bogor Buang Mayat di Sukabumi

Korban yang saat itu tengah tertidur di dalam rumah beserta Istri dan 3 anaknya itu terbangun dan sontak membuka pintu saat ada yang menggedor.

Dari pengakuan Sunenti, tanpa banyak bicara pelaku langsung membabi buta menyerang korban dengan senjata tajam hingga terkapar berdarah darah.

Peristiwa pembacokan ini terjadi antara pukul 03.30 WIB hingga pukul 04.00 WIB pagi tadi.

Baca Juga: Detik-detik Pedagang Semangka Disiram Air Keras dan Dicelurit Terekam Kamera

Sunenti menyebut korban saat ini dalam kondisi kritis menjalani perawatan di RSUD Sekarwangi Cibadak.

Belum diketahui secara pasti modus pembacokan ini, dugaan sementara ada dendam lama antara pelaku terhadap korban.

Halaman:

Tags

Terkini