Strategi BMKG Tekan Korban Gempa dan Tsunami Kolaborasi Teknologi dan Kearifan Lokal

Photo Author
- Sabtu, 4 November 2023 | 17:35 WIB
 BMKG keluarkan strategi untuk menekan korban Gempa dan Tsunami dengan Teknologi dan Kearifan Lokal (Rudi Imelda - BMKG)
BMKG keluarkan strategi untuk menekan korban Gempa dan Tsunami dengan Teknologi dan Kearifan Lokal (Rudi Imelda - BMKG)

TatarMedia.ID - Kolaborasi teknologi dan kearifan lokal akan semakin memperkuat sistem peringatan dini dalam menghadapi gempabumi dan tsunami.

Hal ini diungkap Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati dalam acara Dialog Mitra yang diselenggarakan BMKG memperingati World Tsunami Awareness Day, Jumat (3/11/2023) kemarin.

Dwikorita Karnawati menegaskan  Kolaborasi teknologi dan kearifan lokal saling melengkapi dalam mewujudkan zero victim.

"Perpaduan antara modernisasi alat dan teknologi serta kearifan lokal dapat menjadi langkah efektif untuk meminimalisir dampak bencana yang terjadi di Indonesia. Indonesia memiliki banyak sekali pengetahuan lokal yang diwariskan secara turun temurun lintas generasi," ungkap Dwikorita.

Baca Juga: Update Terakhir Bencana Gempa Kupang NTT 520 Jiwa Terdampak

Dwikorita menyatakan, teknologi tidak selamanya bisa diandalkan dalam situasi darurat. Dia mencontohkan saat negara Jepang diguncang gempa dan tsunami pada Maret 2011 silam, meski negara Jepang memilki sistem peringatan dini canggih, namun jumlah korban meninggal akibat bencana tersebut mencapai lebih dari 18.000 jiwa.

"Realitas tersebut menunjukkan bahwa teknologi tidak dapat sepenuhnya menjamin keandalan sebuah sistem peringatan dini," ungkap Dwikorita.

Maka dari itu lanjut Dwikorita, selain melakukan modernisasi alat dan teknologi, BMKG juga mendorong pelestarian kearifan lokal masyarakat mengenai bencana alam, karena Indonesia memilki banyak khasanah pengetahuan lokal mengenai bencana alam.

Baca Juga: Indonesia Kirim Bantuan Pertama Bagi Warga Palestina di Gaza

Diantaranya kata dia, Smong di Pulau Simeulue Aceh, Bomba Talu di Palu, Caah Laut di Lebak, dan lain sebagainya. Smong di Aceh bahkan telah terbukti mampu menyelamatkan banyak nyawa saat gempabumi dan tsunami yang menghantam pesisir Aceh 2004 silam.

"Fenomena alam sangat rumit. Tidak jarang akibat bencana alam, teknologi tersebut error atau tidak dapat berfungsi akibat kendala-kendala di lapangan. Disinilah kearifan lokal mampu menunjukan keandalan dan perannya dalam meminimalisasi risiko akibat bencana tersebut," imbuhnya.

"Sistem peringatan dini gempabumi dan tsunami antara negara Jepang dan Indonesia sendiri hanya terpaut 0,5 menit - 2 menit. Meski demikian Indonesia terus berupaya mengejar ketertinggalan dengan membenamkan teknologi-teknologi baru dan terus mendorong penguatan kearifan lokal masyarakat," tambah dia.

Baca Juga: Nasib TKW Sukabumi 16 Tahun Tak Bisa Pulang Tunggu Upaya KJRI di Arab Saudi

Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga menyinggung keberlanjutan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana yang kerap terputus akibat pergantian kepemimpinan di daerah.

Dwikorita berharap, strategi dan upaya yang telah dirumuskan dan dilaksanakan bisa terus berkelanjutan meski terjadi pergantian kepala daerah. Dengan begitu, segala sesuatunya tidak kembali dimulai dari nol.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X