kriminal

Deepfake Video Palsu Wajah Presiden Prabowo, Penipu Sikat Puluhan Juta Dalam Waktu Singkat

Jumat, 24 Januari 2025 | 09:31 WIB
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto

TatarMedia.ID - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap seorang pelaku kejahatan digital berinisial AMA (29) yang membuat dan menyebarkan video deepfake dengan mencatut nama Presiden Prabowo Subianto.

Video manipulasi berbasis kecerdasan buatan tersebut digunakan untuk menipu masyarakat dengan modus bantuan fiktif yang merugikan banyak pihak.

"Pelaku meminta korban mentransfer sejumlah uang dengan dalih biaya administrasi untuk pencairan bantuan. Korban yang percaya kemudian kembali mengirim uang, meski sebenarnya dana bantuan itu tidak pernah ada," papar Brigjen Himawan Bayu Aji, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, dalam konferensi pers, Kamis (23/1/2025).

Baca Juga: Kejaksaan Tangkap Pelaku Penggelapan Kain Tekstil di Sukabumi

Tersangka diketahui menjalankan kejahatan ini sejak 2020. Selama empat bulan terakhir, AMA berhasil meraup keuntungan hingga Rp 30 juta melalui modus penipuan tersebut.

Jumlah tersebut berasal dari banyak korban yang tertipu karena percaya akan janji bantuan yang sebenarnya tidak pernah ada.

“Keuntungan yang diraih pelaku dari aksinya menunjukkan bagaimana kejahatan berbasis teknologi dapat memberikan dampak besar, baik secara finansial maupun psikologis bagi korban,” tambah Himawan.

Baca Juga: Polda Jabar Redam Konflik Dengan Mediasi Pasca Bentrok Ormas GRIB Jaya dan Pemuda Pancasila di Bandung

Dalam temuan Polisi, tidak hanya wajah Presiden Prabowo yang dicatut dan dilakukan manipulasi, pelaku juga mencatut nama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam aksinya.

Melalui hasil penyelidikan berbasis scientific crime investigation, video-video deepfake tersebut dikonfirmasi sebagai manipulasi 100 persen.

Brigjen Himawan menjelaskan, dari hasil analisis video menggunakan teknik error level analysis, ditemukan penggabungan frame berupa gambar dan teks yang menunjukkan tanda-tanda editing.

Baca Juga: ART di Sukabumi Ditangkap! Curi Perhiasan Majikan Senilai 750 Juta

Analisis tersebut memperlihatkan adanya proses manipulasi dalam setiap frame video yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, sehingga memastikan bahwa video tersebut tidak autentik dan bersifat manipulatif.

Selain memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, pelaku memanfaatkan kepercayaan masyarakat terhadap figur publik untuk melancarkan aksinya.

Halaman:

Tags

Terkini